to my dearest cousin of all, @fitriimoseley



hey  youuuu!! hola amigos, piye kabare, ni hao ma? xDD
akhirnyaa... gue nulis juga buat elo, pasti selama ini udah bertanya - tanya, "kapan yaa surat cinta barat ditujukan buat gue?"

sooo.. this is it, my (love) letter from me, just for you, my dearest yang nun jauh di mata namun dekat di timeline~


sebelumnya sorry ya, gue nggak bisa bermanis - manis di surat gue ke elo kayak surat - surat gue lainnya, i dont know why, i just cant :p

ngomong - ngomong, nulis surat buat elo kayak gini, jadi keinget dulu waktu jaman kita masih SD kita sering surat - suratan kan ya, trus dititipin sama babeh tiap babeh ke jakarta. which means jarang bangeeet...
and you know what, hal yang pertama gue tanyain setiap babeh pulang lagi adalah 'mana surat balasan dari fitri?"
sayangnya semua surat itu nggak diarsipin dan hilang begitu aja, padahal kalo dikumpulin dan dibaca sekarang mungkin kita bisa ketawa ketiwi ngeliat betapa noraknya kita dulu kali ya?

syukurlah teknologi berkembang. terima kasih pada penemu friendster, facebook dan (terutama) twitter dan msn messenger, kita bisa get closer and closer to each other, dan tentunya nggak perlu nunggu babeh ke jakarta lagi buat sekedar bertukar kabar.

hey, hows life there, huh? mestinya ga perlu ditanyain sih, bukannya DM talks everything ya, hahaha, tapi nggak sah rasanya kalo nggak nanya yang gituan di surat :p

jadi bingung nih mau nulis apaan. pengennya sih cerita tentang gebetan ntar dibaca sama kakak tukang pos cantik, kan malu :p
eh fit, gue pernah cerita nggak kalo kak eka otto (kakak tukang pos gue) tuh penulis? bukunya bagus katanya, pengen baca T,T trus orangnya juga ramah loh, jadi seneng :D

eh kok kita jadi ngomongin itu ya? ntar dikira gue caper pula. maklum, grogi nih abisnya. hahaha. yaudah, lanjuut..


fit, gue kan orangnya suka nostalgia kan ya. jadi waktu itu gue muter lagu simple plan, trus gue keinget elo. keinget kita.
keinget gimana dulu waktu masih cilik kita suka main perang bantal sama rebutan selimut, trus bikin 'drama' perpisahan, itu idenya elo bukan sih? yang cerita putri tidur? syukur gue jadi putrinya, bukan jadi nenek sihir kayak amy atau anjing peliharaan kayak si raras. nggak ngerti juga deh kenapa dulu kita bikin peran si anjing itu, kasian raras yang lugu tak berdosa kita suruh - suruh ngerangkak sambil gonggong gonggong geje. trus inget waktu kita liburan ke singkawang, main ke pantai, dulu tuh rasanya seneng banget, tanpa beban.
atau waktu gue ke jakarta, kita ke bandung ama lembang, ke museum apaan tuh? galileo galilei? atau apa ya? lupa juga gue. trus kita nyanyi2 sherina sambil jejingkrakan di kamar elo yang baru di cat warna biru.
dan sampe waktu elo mulai masuk puber, kan elo duluan tuh, kita sempet jd jauh ya, hidup di dunia masing - masing, walaupun kalo ketemu kita jadi deket lagi, trus ketawa ketiwi lagi kayak nggak ada apa - apa.
inget nggak awal - awal dulu kita doyan nonton film bareng pake dvd uti? sengaja nonton hantu, shutter versi jepang, elo sih enak abis nonton bisa ngorok pulas, guenya tersiksa nggak bisa tidur ketakutan. untung ada amy, teman insomnia setia :D *toss sama amy*
sampe tiba - tiba kita udah gede gini, dan masih tetep banyak kenangan kita yang lengket di kepala. yang terakhir sih jelas, adegan muter - muter bandara selama beberapa jam cuma karna gue nyari elo di dalam bandara, sementara elo nyari gue di luar bandara. konyol banget sih ya hahaha.
trus segala macem kenangan di jakarta, bandung, transtudio, kenangan nyalon ampe gloomy, sampe kenangan sujud syukur di depan lift, itu gue lewatin bareng elo kan? dan tentu aja jadi hal yang memorable buat gue :')


eh udah panjang aja itu curcolan, nggak kerasa deh.
intinya.... apa ya? ah, elo pasti udah ngerti deh ya? bahwa dari kesemua isi surat ini, gue cuma mau ngasi tau, kalo gue sayang dan kangen elo, wahai sepupu :)


dan elo tau nggak, kebahagiaan terbesar buat gue bahwa sekarang kita deket kayak gini, semoga elo nggak lelah jadi tempat sampah gue, dan you know that its always be my pleasure to listen to your stories.
dan satu pertanyaan gue, apakah kita bisa selalu seperti ini, tidak hanya sekarang, tapi untuk setahun, dua tahun,  bertahun - tahun ke depan dan seterusnya hingga kita sama - sama menua? :)
semoga jawabannya adalah "ya", karena satu kata itulah yang gue mau. :)

kayaknya sekian aja surat (cinta) dari gue, sorry yaa kalo nggak sweet, abisnya kalo manis ntar bikin diabetes :p lagian ngapain manis - manis, kan kita udah manis?


btw, tadi gue abis nonton patch adams, trus di film itu, katanya "excessive happiness" itu salah satu hal yang bisa meningkatkan kualitas hidup kita.
karena itu, makasih banget ya.
you have improved my life quality. cause with you by my side, i could be excessively happy. thats why you have to be here, with me. :)


see ya (real) soon! :*


nb: someday i will be there, the city where youre living now. so wait for me. i'll be there. note that. :)

hi there, my dear!

by on 5:42:00 PM
to my dearest cousin of all, @fitriimoseley hey  youuuu!! hola amigos, piye kabare, ni hao ma? xDD akhirnyaa... gue nulis juga buat elo...
teruntuk gadis manis yang saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit,



hei dear,
bagaimana kondisimu sekarang? sudah membaik, kan? terakhir yang kutahu rahang bawahmu menggeser ke kanan, mengakibatkan kau tak bisa makan, sampai - sampai kau mau tak mau harus minum 'jus bubur' melalui sedotan. aku sungguh sedih mendengarnya.

telinga kananmu masih berdarah? tadi malam sudah dikunjungi dokter, kan? aku harap tidak terjadi apa - apa pada gendang telingamu, tentu mengerikan kalau kau kehilangan indra yang satu itu.
ah, aku jadi banyak tanya. aku hanya cemas, dan takut. tapi tenang saja, jika melihat perkembangan kondisimu, sepertinya kau sudah bisa keluar dari rumah sakit esok siang. berdoa saja ya, sayang.


hmmm.... sebenarnya ada apa sih denganmu? ceritakan padaku saja, toh aku bukanlah orang asing hingga kau mesti berahasia. aku sesungguhnya tahu, disaat semua orang telah hening dalam pejam, kau malah akan terjaga di sepertiga badan malam, dan menangis diam - diam. kau pasti kesal karena tak dapat menghapus air mata, sebab tanganmu sebal dan mati rasa, lalu kau akhirnya membiarkan titik demi titik mengguliri pipimu hingga kau kembali tertidur dalam kelu. aku benar kan?

aku mengenalmu seperti aku mengenal diriku sendiri, sayang. aku tahu hatimu lelah dan pilu. sampai - sampai kau tak bisa menahan tangis saat 'dia' kemarin datang menjengukmu. ah ya, tentu saja aku sudah mendengar tentang hal itu. jangan tanyakan aku mendapat informasi ini dari siapa, anggaplah saja aku terlalu peduli terhadapmu, sehingga aku mencari tahu. kau pasti senang dia menjengukmu, ya? meskipun dia tak bicara, dan justru terlihat gelisah ingin pulang menemui kekasihnya. ah..., maaf. aku tak bermaksud mengungkit tentang perempuan itu, tapi aku hanya ingin mengingatkan sebait kenyataan bahwa dia bukan lagi sesiapamu, jadi tak ada gunanya kau berharap dan menunggu.

lihat saja, bahkan ketika kau dalam keadaan seperti ini, dia masih saja tampak tak peduli.
apa kau lupa kenapa kau bisa diopname begini? meskipun ya, bisa dibilang ini murni kecelakaan, tapi seharusnya dapat dicegah jika kau tak buru - buru pulang dalam suasana hati bimbang. dan aku tak menyalahkan jika kau cengeng, tapi seharusnya kau tak menangis di jalan, jadi kau bisa melihat dengan jelas motor di depanmu dan mengelak, bukan malah membiarkan ia menghantammu.

wah, aku mengomelimu lagi padahal kau sedang sakit. maaf ya, habisnya aku kecewa, untung saja kau selamat dan tak mengapa. kalau saja terjadi sesuatu yang lebih parah, tentu aku akan sangat marah.


tapi ah..., lupakan sajalah. aku disini ingin menulis untukmu agar kau terbebas dari duka, bukannya malah menambah luka.

hey, sudahlah, jangan menangis lagi.

mungkin sekarang kau teramat bersedih dan menyesal telah mengendarai motor dalam keadaan kusut masai, dengan air mata yang terurai. akibatnya kau tak lihat jelas motor di depanmu itu, kau biarkan ia menghantammu. hingga tiba - tiba kau disini dan masih menangisinya. tapi tenanglah, suatu saat kau tak akan menyesali hari ini, tak akan kau sesali jerit tangismu yang selalu kau sembunyikan di hadapan kami. kau justru akan tertawa untuk kebodohan dan kekonyolan masa muda yang kau lakukan atas nama cinta.

aku juga maklum jika kau masih menangisi lelaki itu. cengeng memang, tapi bukankah begitulah sifatmu? tak mengapa, tangisilah sampai kau puas, sampai matamu pedas. kau boleh berencana menangisinya lagi hari ini, saat rembulan mulai tiba, ataupun esok hari, di malam - malam selanjutnya. aku tak melarangmu, sungguh.
karna aku tahu bagaimana kau. suatu saat, air mata itu akan kehilangan alasan untuk jatuh, dan dadamu tak lagi disesaki gemuruh. suatu saat pedih itu akan sirna, dan kau ganti dengan binar mata yang bahagia. aku tahu kau akan melupakannya, tidak segera, tapi kurasa juga tak akan lama :)


jangan pula khawatir akan rahangmu. aku memang tak terlalu mengerti, tapi aku yakin rahangmu akan kembali normal lagi. retaknya juga akan sembuh, dan kembali utuh. dan tahu tidak, menurutku, itu salah satu anugrah yang Tuhan berikan padamu, agar kau masih dapat tersenyum sebagaimana dahulu.

oh ya, bukankah kau akan masuk kuliah tahun ini?
kuberi tahu saja ya, saat kuliah, barulah kau tahu bahwa dunia itu cerah. aku sudah merasakannya lebih dulu, dan ya aku sangat menikmati hari - hariku. dan sedikit bocoran dariku, saat kuliah akan banyak lelaki yang kau temui, dan mana tahu kau bisa temukan seseorang untuk mengganti posisinya di hati.
karena itu, pesanku, saat kuliah nanti, kau mulailah hidup baru, dan tepiskan saja kenangan lalu yang mengganggu.

dan masih banyak yang akan kau alami, bukankah tahun baru saja berganti? aku bahkan masih ingat bagaimana riuhnya suasana pesta kembang api tempo hari. jadi berbahagialah, meskipun tahun ini dibuka dengan kejadian buruk, tapi bukan berarti ke depannya hari - harimu juga akan buruk. jalani saja, aku tetap disisimu cinta, dalam suka dalam duka.


wah, ternyata sudah sangat panjang ya suratku, kurasa harus kucukupkan disini dulu. sampai jumpa, maaf aku tak bisa datang menjenguk, hanya sepucuk surat ini sebagai perwakilan diriku.


omong - omong, terima kasih ya.
berkat kamu, aku diperingatkan untuk tak berkendara di saat suasana hati sedang lara.



salam hangat penuh cinta,
tertanggal 22 januari 2011,

untukmu,
dari aku, yaitu KAMU di 22 januari tahun berikutnya.

hai, gadis kecilku!

by on 9:56:00 PM
teruntuk gadis manis yang saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit, hei dear, bagaimana kondisimu sekarang? sudah membaik, kan? t...
hai kamu,


senja ini kupersembahkan khusus untukmu,
ya, kamu. yang -jika kau tak tahu- sangat spesial bagiku.


alasanku menyapamu kali ini, semata untuk memperjelas keadaan,

karena bukankah itu kamu, yang dalam tiap keheningan 'kan tiba - tiba datang dan memberi penghiburan? yang ceritanya melenakan, membuat aku menangis - tertawa akan apa yang sempat aku lupakan. mengukirkan senyum dan air mata yang enggan kuhindarkan.

dan bukankah itu kamu, yang sesaat sebelum tidur hadirnya selalu menghambur? mengirimkan sebersit ucapan selamat malam, dan menemaniku hingga terpejam. kadang kau buat aku terjaga hingga larut, karena canda - canda kita yang saling memagut. membuat aku terbiasa menjadi seorang insomnia, karena waktu - waktu yang kita habiskan bersama.

iya... bukankah itu kamu, yang dikala ku sepi kau selalu siap ada di sisi? hingga aku tak merasa sendiri, dan sejenak merasa diawasi.

itu kamu, kan? yang diam - diam membuntutiku, mengawasi tiap tingkah laku, dan mendadak muncul di hadapanku?
kau tahu aku suka kejutan, dan itulah yang kau coba suguhkan.

bukannya aku geer,

tapi aku tahu, bahwa kau masih tak bisa lepas dariku.
kau mengejarku, pelan - pelan, dan mencoba menelusupiku tanpa segan. kau tak pernah biarkan aku benar - benar sendirian, entahlah, mungkin kau ingin kita berjalan beriringan..


hanya saja... kau tahu apa?


aku tak bisa membiarkanmu terus - terusan mengekoriku seperti ini, aku tak nyaman.
kau tak boleh terus - terusan mendampingiku, tidak, karena... bukankah kau punya hidupmu sendiri yang tidak dibayangi oleh aku?


jadi, melalui surat ini, ingin kupertegas kita.


kumohon, tinggalkan aku.
maaf, aku tak ingin kau menyejajari langkahku.
bukannya aku kejam, tidak.
tapi kamu adalah apa yang silam, yang temaram, yang seharusnya cukup menjadi apa yang kupendam.

kita tidak bisa bersama, untuk saat ini dan seterusnya.
tapi aku janji, aku akan mengunjungimu sesekali, memastikan kau masih tetap tegar berdiri, dan tenanglah, kau akan selalu menjadi yang utuh dan tak lekang di hati..


selamat tinggal, kamu yang kusayang.


terima kasih.
karenamu aku merasa kaya, meski dengan apa yang tak lagi kupunya.


dari aku,
hanya untukmu, wahai kenangan.

hari ke delapan belas di dua ribu dua belas,

untukmu ibu, yang restu Allah terletak pada restumu..


selamat pagi bu,
mungkin aneh rasanya menerima surat dariku karena jelas - jelas kita bertemu nyaris setiap waktu, meskipun kini frekuensi pertemuan kita sudah tak menentu.

aku menuliskan surat ini spesial untukmu, sengaja kubuat pagi hari disaat pikiranku belum buntu, dan agar terhindar dari deadline yang membuatku terburu - buru.


aku menuliskan surat ini, semata - mata karena ada hal - hal yang tak bisa terucapi, hanya bisa dibisikkan oleh hati. yang mungkin aku terlalu gengsi untuk menyatakannya langsung, atau mungkin pernah ingin kusampaikan namun lalu urung. jadi biarlah surat ini sebagai perantara, karena sungguh, aku ingin sekali bicara.


ibu,
maaf selama ini aku jarang mengungkapkan cinta,
aku hanya tak ingin itu menjadi sesuatu yang klise, hingga nanti akan terdengar biasa..
namun meskipun tak terkata, aku tetap mencintaimu..
sebagaimana daun mencintai embun, karena memberinya kehidupan
sebagaimana gelap mencintai cahaya, karena memberinya harapan
sebagaimana langit mencintai mayapada, karena memberinya topangan
dan sebagaimana pagi mencintai matahari, karena memberinya sebuah keindahan..

aku mencintaimu bu,
dalam bahagiaku, nestapaku, sukaku, marahku, kesalku, rinduku, penatku, gelakku, tangisku, dan dalam sayangku..

selalu ada cinta untukmu bu, meski itu dari suara hati yang kedap, meski bibirku jarang mengungkap.

dan maaf pula atas semua salah, yang telah menghadirkan amarah
maaf atas tetes air mata yang pernah karenaku mengalir dari kedua bola mata
maaf atas riak - riak yang membuat batinmu sesak
maaf atas segala kecewa, yang membuat engkau harus terus menerus berlapang dada
maaf atas segala perdebatan - perdebatan kita, meskipun aku tau bahwa hal itu didasari cinta.

terlalu banyak dosa yang telah engkau maklumi, yang kau balas dengan cinta tanpa henti..

maafkan aku ibu, karena kurasa aku tak dapat menebus semuanya, kecuali dengan menjadi seorang ibu juga suatu saat nanti..
dan pada saat itu tiba, ajari aku bu, untuk menjadi tabah sepertimu karena kurasa aku tak akan mampu..

ibu, terima kasih..
untuk segala letih yang kau rasakan saat aku dalam kandungan,
untuk segala jerih yang kau tanggung saat proses kelahirkan,
untuk segala lelah yang kau rasakan saat menjagaku sehari semalaman,
untuk segala nasihat yang tak pernah lupa kau beri, meski seringnya kuabaikan,
untuk segala motivasi, semangat, dan dorongan ketika aku nyaris berhenti pada titik keputus - asaan,
untuk segala senyum, tawa, pujian dan rasa bangga yang kau berikan ketika aku meraih kesuksesan,
untuk segalanya yang telah kau beri, ibu, yang bagiku lebih dari semesta telah engkau berikan..

ibu, tahukah..?
ibu adalah alasan terbesar aku mengubah cita - citaku,
karena saat ibu sakit, ibu tahukah bagaimana cemasnya aku karena tak tahu - menahu seperti apa sebenarnya kondisimu, yang kubisa hanyalah menunggu di luar ruang ICU.
ibu pernah berkata, ibu senang jika aku lebih mendalami bahasa inggris, agar bisa sepertimu.
aku juga menginginkannya bu, karena bukankah itu cita - citaku sejak dulu? tapi apakah engkau tahu, aku kini lebih ingin mendalami ilmu kesehatan agar bisa turut menjaga kesehatanmu..


bu,
kurasa surat ini sudah mencapai akhir..
semoga suatu saat engkau dapat membacanya bu, agar kau tahu bahwa aku mempunyai rasa sayang yang tak kalah besarnya denganmu..


dan terakhir, terima kasih..
darimu aku belajar bagaimana mencintai tanpa alpa, mengasihi tanpa cela :)


dari aku,
anak keduamu yang selalu kau kasihi dan cintai, isma resti pratiwi..
untuk yang terang - terangan kukagumi, @adimasimmanuel



hey bang,
salam kenal, namaku isma.
mungkin abang tidak ingat siapa aku, atau mungkin tidak tau - menahu, tapi aku adalah salah satu followers setiamu sejak followersmu masih berjumlah kisaran dua ribu.


baiklah, singkat saja ya, aku tidak ingin berpanjang kata karena waktu yang kupunya juga tidaklah banyak, sebentar lagi pukul 6 dan deadline sudah hampir tiba, jadi kita abaikan basa - basi belaka dan kita langsung saja ke inti suratnya.


aku mengagumimu bang,
lewat segala sajakmu yang bijak,
lewat segala rima dalam kata - katamu yang mempesona,
lewat segala bait demi bait yang mengait,
lewat segala canda yang hadirkan tawa,
lewat segala berisik yang tak mengusik,
yang kau ciptakan dalam tweet - tweetmu..


kau membuatku ketagihan membuka twitter setiap pagi, hanya untuk memberiku penghiburan sebelum memulai hari, lewat linikalamu yang kusukai.

kau adalah yang tak terlewatkan, yang selalu kupantau tanpa bosan..
semoga itu tak mengganggumu bang, karena aku telah candu dan tak kusesali itu.

kaulah alasan otakku kupaksa mencipta jalinan kata terbaik, hanya untuk membubuhi setiap tweetmu dengan komentar yang menarik, agar berbuah sebuah 'RT' atau 'reply' darimu tanda kau telah melirik.


ah, banyak kata yang ingin kupakai untuk melukiskan bagaimana kagumnya aku, namun kosakata yang kupunya membuatku malu, karna tak cukup banyak untuk menggambarkan bagaimana besarnya kesenangan aku terhadapmu..


tetaplah menulis bang, dan tetaplah mengisi hari - hariku dengan linikalamu,
karena saat ini itulah motivasiku, dan inspirasiku, dan ya kuharap dari sini kau akan tahu :)


sekian saja yang bisa kukatakan bang, tak banyak memang, tapi kuharap akan jadi yang dikenang :)


terima kasih.
darimu aku belajar bahwa kata - kata dapat bernyawa, dan adalah tugas kita untuk memberi mereka jiwa.



dari yang terang - terangan mengagumimu,
@ismarestii
untuk yang diam - diam kukasihi, @janganingat



hai :)

pasti kamu kaget karna tiba - tiba mendapat surat dariku,
wajar, aku sendiri juga kaget, tiba - tiba saja aku ingin menulis surat untukmu.

aku tidak akan berpanjang lebar di suratku kali ini, aku takut waktu yang kumiliki tidak mencukupi, jadi biarlah kutulis surat ini secara singkat tanpa banyak basa - basi.


aku tau kau sedang bersedih, sayang. maaf, aku sama - sekali tak bermaksud untuk lancang. tapi aku tau kau sedang merasakan sebuah fase yang pernah aku rasakan. fase dimana segala - galanya sedang terasa sakit dan menyesakkan.
aku tau bagaimanana beratnya harus melupakan, aku tau sakitnya terngiang sesuatu yang telah berlalu, yang seharusnya sudah kita tinggalkan.

menangislah sesekali. tak apa. karena menangis menunjukkan bahwa kau manusia.
dan tiap tetes air mata yang jatuh disaat kau menangis adalah sebuah bukti bahwa kau pernah mencintai sepenuh hati. tak apa. cinta adalah  sebuah fitrah dari yang Kuasa, hanya saja sepertinya kali ini ia tak jatuh untuk orang yang tepat.

bersyukurlah, sayang. karena kau diberi sebuah kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan bagaimana pedihnya luka, hingga berikutnya kau akan lebih menghargai bahagia :)

dan teruslah berharap, di dalam setiap ratap, bahwa suatu saat masa - masa ini akan menguap, digantikan dengan masa - masa dimana kau bisa kembali tertawa lepas kembali dan jatuh cinta lagi :)

aku tahu kau bisa, kau hanya perlu waktu yang menjadi penyembuh segala duka.

jangan merasa sendirian, disini kau punya banyak teman.

sekarang aku ingin kau tersenyum, ya, senyum itu, senyum cantik yang mungkin saja kau sempat lupa caranya. dengan begitu, aku dapat mengakhiri surat ini dengan perasaan lega.


sampai jumpa,
kuharap tak ada kata dariku yang menyinggung dan membersitkan luka.


dan satu lagi, terima kasih.
darimu aku belajar, bahwa lewat dunia maya penuh kata - kata, persahabatan dengan yang asing pun dapat tercipta.


dari aku,
@ismarestii yang diam - diam mengasihi.
pontianak, 14 januari 2012


dear kamu,

iya, kamu. yang dua tahun lalu masih jadi orang paling penting sedunia bagi aku.


apa kabar?
kurasa terlalu basa - basi untuk menanyakan hal itu, karna toh kita masih biasa bertemu, sesekali. terakhir aku melihatmu, tahun lalu, di penghujung desember. dan yang kulihat, kau baik - baik saja. jadi sebetulnya, tak perlu aku tanyakan lagi kabarmu, benar?

bagaimana keadaanmu sekarang?
kali ini bukan pertanyaan basa - basi. aku memang tak tahu bagaimana keadaanmu, apakah kau memang baik? apa kau bahagia? dari sepenglihatanku, sepertinya ya. namun rasanya tak adil jika aku membicarakan keadaanmu hanya berdasarkan penilaian sepihak saja. tapi sudahlah, tak penting keadaanmu bagaimana karena sesungguhnya aku tak benar - benar ingin tau. bukannya tak peduli, tapi toh untuk apa? bukankah cerita kita sudah berakhir lama?

sudah lama ya, rasanya aku tak pernah menulis untukmu lagi? terakhir adalah surat untukmu sebelum kau pergi ke kota lain. surat yang menutup sekaligus membuka. surat yang berisi tentang isi hati, harapan dan pemikiran. surat pertama dan kukira akan jadi yang terakhir kuberikan untukmu.

sebab pada saat itu.. aku berpikir, untuk apa menulis buatmu lagi? percuma saja.

sama percumanya dengan menanyakan padamu, 'sudah makan? lagi apa?'
percuma, toh pertanyaan itu tak dibutuhkan lagi karena bukankah sudah ada dia, yang kurasa dapat melengkapimu lebih dari yang kulakukan dulu. yang mungkin perhatiannya lebih utuh daripada aku yang hanya memberi sebatas yang kau butuh. yang mungkin mengertimu lebih sempurna, tak seperti aku yang penuh dengan alpa.

sama percumanya dengan membiarkan rindu - rindu berkelayapan di hatiku seperginya kamu.
percuma, karena tentunya rindu - rindu itu hanya akan berdiam dan beranak pinak di kepalaku sendiri. tak bisa kualamatkan padamu lagi, karena hanya akan tertahan di pintu depan hatimu yang telah kau batasi sejak kau sudah temukan pengirim rindu yang lain, yang rindunya akan kau balas, tak seperti rinduku yang tak kau beri impas.

sama percumanya dengan menangisimu tiap malam hingga sesubuhan.
percuma, karena toh air mataku tak kan membawa apa - apa. hanya akan berlinang, sama seperti kenangan kita yang menggenang. sementara kau terus saja melenggang, dengan dia yang kini kau sayang, meninggalkan aku dibunuh rasa sesak dan sesal yang terus - terusan membayang.

sama percumanya dengan menggantungkan padamu sebuah kesempatan.
percuma, karena seluas apapun pintuku aku bukakan, pada akhirnya hanya akan menjadi apa yang terlewatkan. bagimu aku hanya sebuah serpihan masa lalu yang telak rusak, yang telah terkoyak. dan untukmu, lebih baik memulai cerita baru dan membiarkan yang lalu perlahan tertimbun waktu.

sama percumanya dengan menantimu kembali, di dalam detik menit yang berlalu dengan pasti.
percuma, karena pada akhirnya kau tidak juga disini. aku sendiri, hanya dibarengi sepi yang diam - diam mengekehi. aku hanya bertemankan senyap yang hadirnya terasa lenyap. kau tidak ada, meskipun janjimu kau akan membersamaiku lagi, namun ternyata hadirmu tiada jua. membiarkan aku dan penantianku menjadi apa yang sia - sia.


itulah mengapa menulis untukmu lagi juga jadi sesuatu yang percuma. buat apa? toh pada akhirnya untaian kata - kata hanya akan jadi apa - apa yang tak bermakna.

namun aku mengubah pikiranku belakangan ini. aku memutuskan untuk menulis untukmu, sekali lagi. tidak, bukan untuk meraihmu kembali, melainkan sebagai penutup apa yang sepertinya belum diakhiri.

ya, dua tahun berlalu sudah, tampan.
bagiku, kau bukan lagi jadi titik perhatian, objek rindu yang bertaburan, muara dari sedu sedan, orang yang layak diberi kesempatan serta sebuah tempat pemberhentian.

karena detik demi detik yang menemaniku telah mengajariku bagaimana bertahan. dan mengikhlaskan. bagaimana memulas senyum juga tawa yang tak terpengaruhi secarik kisah nostalgia.
kau sudah bersenang - senang dengan hidupmu yang sekarang, jadi tentu layak bagiku untuk melanjutkan perjalananku sebab hari kita kian petang. dan surat inilah yang menjadi tanda bahwa aku telah mengakhiri segala rasa, meskipun jauh terlambat, kuharap dalam menerimanya kau tak merasa berat.

selamat tinggal, dan sampai bertemu pada perjumpaan berikutnya. mungkin pada saat itu kita akan diiringi oleh teman perjalanan masing - masing, siapa yang bisa menduga? :)


aku akan senang atas setiap bahagiamu, meski itu bukan lagi karenaku dan atas doaku :)

dan oh ya, terima kasih.
darimu aku belajar bahwa untuk menjadi kuat, kadang kita harus cicipi derita hebat.






dari aku,
untukmu, yang sekeping hatiku ada padamu.