teruntuk yang spesial bagiku, kamu.


perlu pertimbangan dan keberanian tersendiri untuk akhirnya menuliskan surat ini, padamu. ini hari ke tiga puluh, dan aku harus ekstra bijak menentukan untuk siapakah surat terakhirku kutujukan.

banyak nama yang bermunculan dalam pikiranku. ayahku..., sahabat - sahabatku (mereka belum kebagian surat dariku)..., teman teman SMAku..., ah, banyak! lalu nama - nama tersebut lantas berhenti, di namamu.

well, benar itu kamu.

delapan belas tahun dalam hidupku, aku pernah mengalami dua tahun yang teramat pelik, dimana kesedihan tak henti - hentinya mencekik, dan nyanyian cinta tak lagi terdengar menarik.
di masa itu, aku menjalani hidupku seperti botol kosong yang mengapung - apung di lautan. sepi, sendiri, dan tak tahu jalan. aku tak bermaksud melebihkan, tapi kau boleh tanya, begitulah perasaan orang - orang yang pernah rusak cintanya, dan terluka habis hatinya.
maka dari itu, tak berlebihan jika aku memutuskan untuk memagari diriku sendiri rapat - rapat, agar tak ada lagi siapapun yang mendekat.

lalu itu kamu, yang tetiba masuk ke kehidupanku.
kau tunjukkan aku binar - binar bahagia, melalui sebuah pesan singkat yang teramat biasa. kau tunjukkan aku rupa - rupa mimpi, melalui pembicaraan kecil setiap hari. kau tunjukkan aku geliat - geliat harapan, melalui satu dua keping perhatian. singkatnya, kau tunjukkan aku kehidupan, hanya melalui sebuah senyuman..

dari situ kau ajari kembali aku kilau kemilau cinta dari sisi yang lebih sederhana. memberi aku sebuah keyakinan, bahwa tak mustahil kembali memulai apa yang sebelumnya berderai dibungkas badai.

kau membuat aku mengingat kembali bagaimana rasanya tertawa karena hal - hal yang sepintas tak bermakna, bagaimana rasanya menyebutkan sebuah nama dalam setiap doa, atau menjejali diri sendiri dengan beribu harap dan asa.

karena hanya bersamamu, aku merasakan kembali bahagia yang meletup - letup, ah ya, hanya kaulah yang sanggup.
dan betapa hatiku berderak - derak, memainkan lagu - lagu cinta hanya karena kita berjalan bersisian..


ahh.... seharusnya ini surat cinta, bukanlah puisi atau prosa..

tapi begitu harus menulis untukmu -bukan tentangmu- otakku lalu beku. aku tak tau harus menulis apa, dan bagaimana. semua kata - kata bermain di kepala, tapi hanya seperti roman - roman penuh kiasan belaka.

setelah carut marut pembukaan yang mungkin terkesan rumit, aku hanya bisa menulis sedikit saja untukmu -bukan tentangmu- yang kuharap dapat kau mengerti isinya..

hai, dear?
pernah mendengar kabar bahwa aku mencintaimu?
sepertinya itu benar.



ya.., itu saja.



well, inilah dia, yang seharusnya surat cinta.
dariku,
untukmu, yang aku harapkan akan hadir, di garis akhir.
karena kau tahu? aku berniat mencintaimu tanpa tapi, dan tanpa tepi.

maka sampai jumpa, nanti! :)
dear kamu,

sudah sarapan pagi ini? sarapan apa?
apakah nasi putih dengan telur dadar lezat? ataukah hanya setangkup roti tawar dan teh hangat?
semoga saja dua menu itu adalah menu favoritmu, karena nanti, aku akan sering membuatkannya untukmu.
oh ya, mungkin nanti tidak lagi teh, tapi kopi. apakah yang manis, ataukah pahit? beritahu, aku ingin rasanya sempurna di lidahmu.

pakai kemeja apa hari ini untuk kuliah? jangan yang itu - itu lagi, aku bosan.
ah, bingung ya? yasudahlah, terserah saja kau pakai yang mana. toh memakai apapun, di mataku kau tetap tampan.
dan tenanglah, nanti, beberapa tahun lagi, kau tak perlu sibuk memikirkan harus memakai kemeja apa, warna apa. aku akan menyiapkannya, bahkan sebelum pagi tiba. sudah terserika rapi, tergantung di samping lemari.

aih, bukan itu yang ingin kusampaikan melalui surat ini. ada hal lain, banyak. tapi apa ya? aku jadi lupa.

oh ya.. sudah beberapa malam ini, kuhabiskan dengan berjalan - jalan keluar rumah, menjelajahi kota. dan hiruk pikuk malam mengingatkan aku kepadamu, dan membuat alam pikiranku sejenak melintasi masa depan kita.


ahh.., apa kau tahu malam hari kota ini begitu cantik? tampak molek dan menarik.
karna itu, aku ingin nanti, kita tak menyia - nyiakan malam hanya dengan mendekam saja di rumah, menyaksikan tayangan televisi yang itu - itu lagi, basi. bawa aku keluar, berjalan mengelilingi kota, mengunjungi setiap sudutnya, melihat rupa malam yang beraneka.

adakalanya nanti, ketika kita menyusuri jalan, otak kita akan otomatis bernostalgia, menggali lagi apa - apa yang sempat terlupakan. entah mungkin pada tempat penuh kenangan, atau hal - hal yang dahulunya adalah impian. maka ceritakanlah kepada anak kita nanti tentang aroma masa muda kita. tentang bagaimana  cara kita menikmati masa - masa yang kita habiskan berdua saja, dulu, sebelum hidup kita disemaraki dia. atau ceritakanlah bagaimana awal perjumpaan kita dan bagaimana semesta menghendaki kita untuk saling berjatuh cinta.

lalu ketika kau mulai lelah, berhentilah. singgahi rumah makan favorit kita untuk sejenak bersantap. atau jika tak ingin makan berat, kunjungi saja tempat minum es shanghai di seberang swalayan itu, kau pasti tau karena itulah salah satu tempat favoritku. kita ajarkan kepada anak kita cara menikmati hidup melalui butir - butir es serut dengan siraman coklat dan susu. kau boleh tertawa melihatku yang kewalahan menyuapi anak kita, sampai - sampai memakan bagianku sendiri pun aku lupa. ketika mulai tak sabar, aku akan mengeluh, maka tegurlah aku dengan canda. sehingga aku tak marah tetapi malah tertawa. dan tawarkanlah dirimu untuk ambil alih menyuapkan, sehingga aku bisa gantian makan.

setelah lambung - lambung kita berisi, ajaklah kami untuk melanjutkan perjalanan lagi. kita lihatkan pada anak kita, bagaimana gemerlapnya dunia. tak lupa selipkanlah nasihat - nasihat ringan untuk bekal bagi anak kita. tapi jangan pula kita buat suasana perbincangan yang serius, aku tak begitu suka. cukup ceritakan beberapa pengalaman hidup darimu atau dariku yang bisa ditarik pelajaran berharga.

begitu malam memasuki waktunya yang kelam, maka ada baiknya kita pulang dan beristirahat. sebelum kembali ke peraduan, aku akan menyiapkan segelas susu hangat untuk si kecil kita, dan setelah itu ajaklah dia menggosok gigi dan mencuci kaki tangannya dahulu, agar ia terbiasa. sementara aku menyiapkan piyama, dan membenahi lagi tempat tidurnya. lalu antar ia, dan bacakanlah ia cerita agar imajinasinya melanglang buana. sebelum tidur, ingatkan ia untuk membaca doa sehingga ia dilindungi dalam tidurnya.

jika tak lembur, kita pun akan tidur. mengistirahatkan raga, dan mempersiapkan diri menghadapi apa - apa yang besok pagi menyambut kita. biarkan aku tertidur dalam senyum, karena itu adalah bentuk terima kasihku.
sebuah tanda bahagia bahwa aku memiliki suami sehebat dirimu.


ya, ini adalah sebuah surat cinta dariku.
penuh mimpi, untuk kamu wahai calon suamiku.
bisa jadi itu kamu.

hey, ini surat cinta!

by on 5:35:00 PM
dear kamu, sudah sarapan pagi ini? sarapan apa? apakah nasi putih dengan telur dadar lezat? ataukah hanya setangkup roti tawar dan teh ha...