dialog dua dan satu
Suatu kala, Dua bercakap kepada Satu,
'Hai, Satu,' katanya, 'sungguh, aku lebih baik darimu'
'Hai dua, begitukah?'
jawab Satu, heran.
'Tentu saja.' Kata Dua,
bangga melesaki dadanya
'Sebab Satu itu sendiri. Dua tidak.' jelasnya
lantang
Satu mendengar
senyum dikulum, ia mengujar,
'Duhai, Dua. Pikirku tak sesederhana itu.'
tuturnya, santun
'Tak kah kau pikir, bahwa dua pun dapat menjadi satu;
tiga dapat menjadi satu;
empat, lima dapat menjadi satu;
bahkan juta dapat menjadi
satu.'
Dua bergeming
'Lagipula,'
lanjut Satu
'Aku dan kamu adalah Dua, sedang kita adalah Satu
lalu bukankah kita,
tidak pernah sesendiri aku dan kamu?'
13/7/2014
-efek kopi tengah malam
'Hai, Satu,' katanya, 'sungguh, aku lebih baik darimu'
'Hai dua, begitukah?'
jawab Satu, heran.
'Tentu saja.' Kata Dua,
bangga melesaki dadanya
'Sebab Satu itu sendiri. Dua tidak.' jelasnya
lantang
Satu mendengar
senyum dikulum, ia mengujar,
'Duhai, Dua. Pikirku tak sesederhana itu.'
tuturnya, santun
'Tak kah kau pikir, bahwa dua pun dapat menjadi satu;
tiga dapat menjadi satu;
empat, lima dapat menjadi satu;
bahkan juta dapat menjadi
satu.'
Dua bergeming
'Lagipula,'
lanjut Satu
'Aku dan kamu adalah Dua, sedang kita adalah Satu
lalu bukankah kita,
tidak pernah sesendiri aku dan kamu?'
13/7/2014
-efek kopi tengah malam
No comments:
Post a Comment
hey, you should leave a trace :D