Bukan cangkir-cangkir vodka; pun anggur murni
Melainkan dua teguk kafein dan cakap di penghujung hari
serta bola matamu yang hitam menikam, lelaki
membuatku mabuk hingga lupa diri

Bukan gincu merah lantang; pun kuku dadu
Melainkan tawa dan cinta yang tiada alpa bertamu
serta pulasan senyum yang tercipta sebabmu
mendadaniku hari ini sejak waktu itu

Dan aku duduk. Berdiri. Duduk. Berdiri. Memikirkan segala bukan yang lain-lain
entah-
Sebab semua bukan hal yang nyata lagi, namun
engkaulah pengecuali





Agustus, 2014. Sebuah sajak pendek yang lahir dari kopi wamena di sore hari.