Patah Hati itu Sederhana [a Flashfiction]

"A' halooo."
"Ya teh? Pesen apa?"
"Duh A', meja counternya tinggi banget ini, susah baca tulisan menunya."
"Hahaha, ini sok atuh diambil leafletnya, liat di sini aja, mau minum apa teh?"
"Hmmm.....cappuccino aja deh ya A' yang anget. Jangan panas-panas atuh, nanti keburu subuh diminum nungguin jadi dingin."
"Huahaha, siyap teh, ntar tunggu aja ya ambil nomernya sok."
"Iya A'." *lompat-lompat* "Duh, ga nyampe A', kumaha iyeu counternya ngga ramah sama orang mungil kayak saya. Kasih semen aja apa ih di depan sini biar tinggian dikit."
*Ketawa lagi* *Ngambilin* "Ini teh, lain kali kalo ke sini lagi pake heels atuh teh hihihi."

***

"Eh masbru, ini kayaknya di depan counter perlu kita tambah semen deh."
"Wah, kumaha. Kayaknya dari dulu-dulu banyak yang complain tapi katanya ngga usah buang-buang uang?"
"Iya, dipikir-pikir kasian juga yah kalo ada yang badannya kecil mungil susah liat menunya."
"Yaudah, oke nanti saya urus deh. Asal ada aja biayanya."
"Okeh."

***seminggu setelah disemen***

"Loh A', ini kok tetiba ada semennya? Akhirnyaah, saya bisa liat menunya di meja counter hihi."
"Hehe, iya atuh neng, saya kan menampung aspirasi kastemer. Sok dipilih minumannya neng, mau minum apa? Cappuccino nggaa pake susu lagi?"
"Wah, Aa mah perhatian pisan. Jadi terharu. Hmm padahal tadi saya ajak kakang, biar bisa liatin menunya." *Liat belakang* "Kang, sinih. Pesan apa? Ini ngga ada menu lemonti kesukaan kakang, apa mau disamain aja ama eneng?"
"Oh, ada kakangnya ya teh? Hehehe hehe hehe..."

***

1 comment:

hey, you should leave a trace :D