dari si ekstrovert untuk introvert

Selamat sore, kak @sneaking_jeans :D

Hai kak, masih ingat saya? Syukurlah kalau masih. Saya yang tempo dulu pernah mampir di tab mention kakak, mengutarakan kekaguman saya pada kakak, sebab saya jatuh cinta pada tulisan-tulisan kakak di #30HariMenulisSuratCinta.

Membaca tulisan kakak, saya seperti menemukan dunia lain. Dunia tumpah kata-kata dan saya mabuk di dalamnya. Sungguh senang membaca tulisan yang mengalir apa adanya, dengan diksi yang cerdas dan tak bosan dibaca.

Saya adalah seorang ekstrovert, Kak. Mungkin tak se-ekstrim kekasihmu yang begitu ekspresif (namun juga protektif, ah, betapa manis caramu memujinya, ngomong-ngomong). But yeah.. just like any other extroverts, I find silence irritates me, I express my feelings to people, a lot. I like being in a crowd, being alone kills me little by little. I find myself talk way too much, sometimes. Like I burst things before my brain done processing them. I have to be in a group, solitary is not my style. I was born as extrovert, a sanguin and I thought being that way is the best thing of me.

Kemudian pada hari itu saya mengenal kakak (melalui proyek poscinta ini tentunya), seseorang yang sungguh berkebalikan. Rasanya aneh begitu tahu kakak merasa kontak sosial kadang membuat risih, sementara menyepi tanpa komunikasi adalah hal yang setengah mati saya hindari. Betapa kadang kakak dapat 'konstipasi verbal' sementara saya sering sekali 'diare verbal'. Kakak merasa sendiri itu membuat damai, sementara kesendirian menjemukan saya. Ah, sungguh lucu. Saya merasa seperti seekor bebek yang bertemu burung elang.

Jujur saja karena mengenal kakak, saya menjadi jauh lebih paham bahwa tidaklah setiap pribadi itu sama. Saya jadi mengerti bahwa introvert adalah murni kepribadian, bukan sebuah keadaan dimana seseorang 'kurang ekstrovert' seperti yang selama ini saya kira. Sekarang rasanya masuk akal jika saya melihat beberapa teman saya yang tak senang jika tiba-tiba saya ajak bicara. Ternyata bukan karena dia membenci saya, atau dia menyebalkan (seperti tuduhan saya yang semena-mena) melainkan karena dia berbeda. Dia berbeda dari saya, sebagaimana lelaki berbeda dengan perempuan. Bukankah Tuhan menciptakan segalanya berpasang-pasang ya kak? Bagaimana bisa selama ini saya lupa?

Terima kasih, Kak. Kamu membuat saya lebih mengerti tentang orang lain. Kamu memberi saya perspektif. Jika suatu hari nanti saya menemui kakak, saya rasanya ingin memeluk kakak, eh itu kalau kakak bersedia loh ya :P

Ah, seperti biasa, keran kata-kataku mulai mampet. Sering sekali begini, dan melihat kakak dapat menulis sebegitu panjang dan bagusnya membuat saya iri. Semoga saya dapat belajar, seiring waktu. Seperti kakak belajar menoleransi keadaan yang kadang tidak menoleransi orang-orang (hebat) seperti kakak.

Oh iya, satu lagi. Terima kasih ya kak. Pacarku juga adalah kebalikanku, dia lebih diam, padahal aku adalah si banyak mulut. Aku sempat merasa kami ini tak sepantasnya bersama sebab kelewat berbeda. Namun darimu saya belajar bahwa pasangan yang baik (dan bahagia) adalah dua orang yang berbeda namun dapat saling mengerti perbedaan-perbedaan mereka. Pelajaran ini sungguh tak terkira berharganya untuk saya, terima kasih kak :)

Begini saja adanya yang dapat terungkap dari surat saya. Mungkin jika berbicara langsung bisa lebih banyak, hahaha :P Mohon maaf bila ada yang menyinggung, percayalah, tak pernah aku bermaksud begitu.

Dariku, Isma. Si ekstrovert yang lancang menyuratimu :))








2 comments:

  1. aduuhh..aku terharu :') ah kan jadi nangis. sometimes I hate being this sensitive. a super sweet letter like this seharusnya bikin orang senyum, bukan nangis. :|
    ah, you don't know how much it means to me. aku bisa ngitung pake sebelah tangan berapa banyak orang-orang sepertimu yang mau repot-repot baca uneg-uneg orang-orang sepertiku, yang memang cuma mengandalkan tulisan untuk bisa dipahami. setelah sekian lama disalah-pahami sampe aku udah di titik desperate, sebentuk pemahaman dari orang lain itu...priceless, precious.

    terima kasih. :')

    ReplyDelete
  2. Hehehe aah, aku tersanjung kaak kalau kamu sampe nangis baca surat kayak gini :") terima kasih kembali kaak..

    ReplyDelete

hey, you should leave a trace :D