Pontianakku Kini

Teruntuk Pontianak, kota BERSINAR



Kepada jalanan yang mulai dipadati kendaraan dan manusia. Sungguh, kota kecil ini bagaikan menyempit oleh orang - orang egois yang ingin tampil hebat dengan mobil dan motor barunya.


Kepada pengemis - pengemis asing yang mendadak membuncah tiap hari Jumat. Sungguh, kota kecil ini bagaikan semakin kaya dengan anak - anak jalanan yang berjualan koran dengan semangat.


Kepada sampah - sampah yang dibuang sembarangan di pinggir jalan. sungguh, kota kecil ini bagaikan punya aroma tak sedap yang menyengat dan menghilangkan nafsu makan.


Kepada listrik yang sering padam dan air ledeng yang terkadang terasa payau. Sungguh, kota kecil ini bagaikan begitu miskin, dengan sumber daya alamnya yang sesungguhnya melimpah ruah.

Pada hutan - hutan yang dibakar, asap - asap rokok yang menguar, dan bunyi klakson yang kadang sahut - menyahut terdengar. Pada kota kecil yang kini hingar bingar, aku menyampaikan duka.

Pada damainya alun - alun kapuas, dan terik matahari di tugu Khatulistiwa yang panas, serta segelas lidah buaya dan sepiring chaikue yang pedas, aku menyampaikan rindu.

No comments:

Post a Comment

hey, you should leave a trace :D