Surat Pendek untuk Tuhan
Selamat sore :)
Tuhan, senja ini aku ingin bercerita sesuatu. Sebuah kisah yang menyenangkan, sebuah ungkapan rasa syukur.
Tuhan ingatkah hari - hari dulu dimana aku kerap melontarkan beribu keinginanku padaMu? Ingatkah malam - malam sebelum tidur yang kuhabiskan untuk menyampaikan bait demi bait mimpi dan cita - citaku? Mimpi yang aku rasa begitu jauh, tapi tak bosan kuutarakan juga padaMu. Ingatkah aku yang berceloteh tanpa habis - habisnya dan setengah mati berharap agar mimpi itu dapat Kau wujudkan?
Tuhan, prediksiku salah. Suatu waktu, aku harus menyerah. Aku mengaku kalah ketika ambisiku perlahan tergerus oleh waktu, tertelan oleh kesibukanku pada apa - apa yang menghadang di depan. Pada rencana yang disiapkan orang lain untukku, pada pilihan yang mau tak mau terpaksa kuambil. Sampai akhirnya aku membiarkan mimpiku diterbangkan angin realita, layaknya serbuk - serbuk bunga ilalang yang kutiup agar gugur tak bersisa. Pada saat itu aku pasrah, Tuhan. Aku jatuh oleh keadaan.
Namun Engkau sungguh Maha Baik Luar Biasa, Tuhan.
Kau biarkan aku melepaskan mimpiku, membiarkannya mengudara, agar kukira mereka hanyalah menjadi angan - angan yang tidak mungkin nyata. Tapi diam - diam, kau menggenggam mimpi - mimpiku. Meletakkannya dalam sebuah kotak, menyimpannya baik - baik. Kau dekap aku yang kelelahan akan rasa sakitnya menghapus impian. Kau tenangkan aku, Kau beri aku jalan.
Hingga suatu ketika, jalan itu mengarahkanku pada sebuah kunci. Kunci akan kotak - kotak mimpiku yang kukira telah tiada. Yang ternyata masih kau jaga rapat untuk kau berikan padaku bila masanya tepat.
Dan kau hadirkan dia sebagai sayap untukku. Agar aku dapat terbang ke atas, meraihnya tanpa takut jatuh.
Tuhan, terima kasih. Aku telah kehabisan kata.
-- aku, yang tak henti - hentinya mengucap syukur atas anugerahMu.
Tuhan, senja ini aku ingin bercerita sesuatu. Sebuah kisah yang menyenangkan, sebuah ungkapan rasa syukur.
Tuhan ingatkah hari - hari dulu dimana aku kerap melontarkan beribu keinginanku padaMu? Ingatkah malam - malam sebelum tidur yang kuhabiskan untuk menyampaikan bait demi bait mimpi dan cita - citaku? Mimpi yang aku rasa begitu jauh, tapi tak bosan kuutarakan juga padaMu. Ingatkah aku yang berceloteh tanpa habis - habisnya dan setengah mati berharap agar mimpi itu dapat Kau wujudkan?
Tuhan, prediksiku salah. Suatu waktu, aku harus menyerah. Aku mengaku kalah ketika ambisiku perlahan tergerus oleh waktu, tertelan oleh kesibukanku pada apa - apa yang menghadang di depan. Pada rencana yang disiapkan orang lain untukku, pada pilihan yang mau tak mau terpaksa kuambil. Sampai akhirnya aku membiarkan mimpiku diterbangkan angin realita, layaknya serbuk - serbuk bunga ilalang yang kutiup agar gugur tak bersisa. Pada saat itu aku pasrah, Tuhan. Aku jatuh oleh keadaan.
Namun Engkau sungguh Maha Baik Luar Biasa, Tuhan.
Kau biarkan aku melepaskan mimpiku, membiarkannya mengudara, agar kukira mereka hanyalah menjadi angan - angan yang tidak mungkin nyata. Tapi diam - diam, kau menggenggam mimpi - mimpiku. Meletakkannya dalam sebuah kotak, menyimpannya baik - baik. Kau dekap aku yang kelelahan akan rasa sakitnya menghapus impian. Kau tenangkan aku, Kau beri aku jalan.
Hingga suatu ketika, jalan itu mengarahkanku pada sebuah kunci. Kunci akan kotak - kotak mimpiku yang kukira telah tiada. Yang ternyata masih kau jaga rapat untuk kau berikan padaku bila masanya tepat.
Dan kau hadirkan dia sebagai sayap untukku. Agar aku dapat terbang ke atas, meraihnya tanpa takut jatuh.
Tuhan, terima kasih. Aku telah kehabisan kata.
-- aku, yang tak henti - hentinya mengucap syukur atas anugerahMu.
No comments:
Post a Comment
hey, you should leave a trace :D